Susi Pudjiastuti (lahir di Pangandaran, 15 Januari1965; umur 49 tahun) adalah seorang Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinat Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha
pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir
hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Hingga awal tahun ,
Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32
Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus P2012 C-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti.
Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan
pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan
melayani 200 penerbangan perintis.
Masa Kecil dan Pendidikan
Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti yaitu Haji Ahmad Karlan dan
Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa
Tengah yang sudah lima generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya adalah
saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk
diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan
tanah. Susi hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan
pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah.
Bisnis
Setelah tidak lagi bersekolah, dengan modal
Rp750 ribu hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi mengawali profesi sebagai pengepul
ikan di Pangandaran. Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996 Susi mendirikan
pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan
berupa lobster dengan merek “Susi Brand”. Ketika bisnis pengolahan ikannya
meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana
transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil
laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.
Pada 2004
Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Cavaran seharga Rp20 miliar
menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan
kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut
lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke
pasar Jakarta dan Jepang . Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air.
Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat
Sumatera 26 Desember 2004. Cessna Susi
adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk
mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi.
Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi. Di saat bisnis perikanan mulai
merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut
hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan
penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua 4
pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 32 pesawat
Cessna Grand Caravan, 9 pesawat Pilatus Porter. 1 pesawat Diamond star dan 1
buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan
50 pesawat terbang beragam jenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar