Hallo semua..
Mau denger cerita tentang ‘Gorilla’ yang jadi judul blok ini
? yuk kita cari tau sekarang !
Suatu pagi yang cerah , dimana matahari menerobos dahan dahan dan daun lebat dirimba ini. Gubbi kian asik dengan sarapan paginya didepan ladang rumahnya. Dengan secangkir madu nan manis seantero negeri. Gilson pun tak mau kalah kala menikmati pagi yg indah ini. Dilain sudut Dadd menyerukan supaya Gubbi menemaninya ke kebun belakang rumahnya yg besar itu. “cepat ambil cangkul mu Gub” Dadd menyuruh nya. “tapi sarapan ku belum aku habiskan?” bantah Gubbi sambil menyerupup madu yang menempel diantara mulutnya. “lekaslah anak ku matahari semakin tinggi”. Akhirnya Gubbi bergegas menuju seruanya. “huhuhu gantian kamu yg disuruh ayah” ejek Gilson yg hari kemarin telah menemani ayahnya.
Diambilah peralatan yang sudah disiapkan. Lalu mereka
berjalan menusuri lembah yg hijau dan rindang. Ditengah perjalanan Gubbi “ayah
, aku tadi melihat Kelinci bewarna biru, punya sayap dan terbang!” seru Gubbi
saat berjalan dibelakang Dadd. “oooh benarkah itu?” Tanya Dadd dg santai. “Sungguh
ayah aku tak berbohong”.
Saat mereka melewati lumpur hisap dijalan ayah berkata
“hati2 Gubbi sayang, didepan ada lumpur hisap yg akan menenggelamkan orang yg suka mengada-ada saat berjalan diatas bamboo penguhubung diatasnya.” Gubbi berhenti sejenak dan berpikir akan ucapan yg tadi dia serukan. “woow ayah benar. Dan tahukan ayah sebenarnya kelinci itu warna nya putih bersih dan punya sayap yg bisa terbang.” Kata Gubbi mengurangi pendapatnya akan apa yg dia liat “tdk sebenarnya”. Dadd “ya sudah jika itu yg kamu lihat.”
“hati2 Gubbi sayang, didepan ada lumpur hisap yg akan menenggelamkan orang yg suka mengada-ada saat berjalan diatas bamboo penguhubung diatasnya.” Gubbi berhenti sejenak dan berpikir akan ucapan yg tadi dia serukan. “woow ayah benar. Dan tahukan ayah sebenarnya kelinci itu warna nya putih bersih dan punya sayap yg bisa terbang.” Kata Gubbi mengurangi pendapatnya akan apa yg dia liat “tdk sebenarnya”. Dadd “ya sudah jika itu yg kamu lihat.”
Mereka menerobos hutan yg luas dan sunyi hanya terdengar suara burung yg kian kemari berterbangan. Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Sesampainya ditepi sebuah sarang ular yang dikisahkan sangat besar dan melebihi besarya gorilla, Dadd berkata “lihat Gubbi ada sarang ular yg sangat besar, dan tahukah kamu jika ada yg melewati sarang itu dan orang itu suka berbohong maka ular besar itu akan keluar dan melahap orang tersebut.” Gubbi terkejut sesambi menelan ludah karena dia sangat ketakutan. “ooh baiklah ayah , maafkan aku sebenarnya kelinci td yang aku bicarakan itu tidak terbang hanya saja mempunya sayap.” Kata kata yg keluar dari mulut besar Gubbi si hobbi makan dan pendiam, tidak seperti adiknya Gilson yg cerewet dan jail. Dan berjalanlah mereka didepan sarang itu dengan rasa was was dan bergegas tanpa meninggalkan sedikitpun suara.
Tibalah didepan sebuah jembatan besar yang berasal dari
pohon tua yang sudah lama sekali menghubungkan ladang mereka . “jangan-jangan
kali ini ayah akan berbicara sama seperti yang sebelumnya” ucap Gubbi dalam
hati. “Gubbi sayang kita akan melewati jembatan itu. Tentu kamu sudah tau
jembatan itu sudah ada sejak lama. Sejak kita tinggal dan merawat ladang ini
dari kamu kecil. Dari ibu mu masih ada.” Sedikit mengingatkan akan hal yg lalu
yg dibicarakan ayah kepada Gubbi. “dan tahukah kamu , bahwa ibu mu merwat
ladang ini dengan sudah payah. Untuk mendapat hasil yg bagus. Maka dari itu ibu
pernah berkata “siapapun yang ingin mengambil sayur atau buah dari ladang ini
haruslah orang yang jujur dan ikhlas menolong sesama”. Itu lah kata kata yg
ayah ingat sebelum ibu mu pergi. Dadd akan senang jika kamu mengerti itu.” Sesaat
Gubbi terdiam dan tanpa sadar dia meneteskan air mata. Sontak “maafkan aku ayah
Ibu !!” berlari menuju ujung jembatan itu. “aku dari tadi telah membohongi
ayah. Sebenarnya kelinci yg aku liat itu tidak ada. Bukan biru, tidak bersayap
dan bahkan tidak terbang! Itu semua palsu!” seru Gubbi. Dadd pun tersenyum dan
mengajaknya ke ladang. “sudah tak apa, Dadd percaya kalau kamu anak yang baik
dan jujur”. Mereka pun menyebrangi jembatan itu dengan rasa senang dan haru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar