'satu dua satu dua satu dua tiga !' kira kira begitulah hentakan hitungan Gilson saat memimpin barisan. berlatar di sekolah 'tidak sebenarnya'. 'uuuh panas sekali hari ini, padahal masik pagi' seru salah satu dari rombongan. memang cuaca saat itu memanglah panas , mungkin karena marahari telah leluasa menyobek ozon. Gilson bergegas meneruskan perjalanan saat olahraga dluar lingkungan sekolah. 'cukup cukup, sekarang boleh istirahat' kata pak Guru. "baik..". pelajaran olahragapun berakhir. satu kebetulan jika Gilson dan Gubbi berada di kelas yg sama. 'mungkin skenario'. lekas dan sigap semua murid yg ada dikelas tersebut makan dan beristrirahat. 'haduuh abis ini pelajaran bahasa inggris yes!' sontak Gilson memecah kesunyian kelas. yaa mengapa Gilson begitu bersemangat atau mungkin tidak suka pada pelajaran yang satu ini. bukan cuma Gilson bahkan teman tema nya juga. 'sudah lah kau tentu sudah tau akan hal itu , tidak perlu kau perjelas dgn mengatakan itu setiap pelajaran ini akan dimulai" kata Gubbi pelan. "serasa aku mau bolos" sentak Gilson.
"ting tung blar ...." ooh tidak bel itu lagi lagi berbunyi 3 kali, suara yang khas mendekati aneh apalagi ketika bel itu terdengar dsaat jam olahraga telah berganti, terasa telinga Gilson menambah memerah. 'teplak teplak' suara sepatu pantofel guru nan indah gemulai dengan rai yang sangar mendebarkan jiwa jiwa nan lemah didalam sangkar berisi 20 kepala yg IQ jauh diatas (bawah banget bahkan dasar) rata rata. tapi ada yang aneh, siapa yang membututinya itu ?
"pagi semua" "Siang buu" matahari ada di atas kepala. "semangat kalian harus lah selalu pagi!" semua diam. berbadan tegap agak pendek dengan slayer warna shok yang selalu mengikat lehernya dan tentu saja Killer. "ok , awal pertemuan ini akan ibu kenalkan pada seorang anak yang akan menjadi teman baru bagi kalian semua" terheran dan terus menatap anak berbeda sragam itu. tapi keliatanya dia anak yang aneh , karena dia sangat pendiam dan langsung duduk ditempat duduk yang kosong tanpa mengenalkan namanya. "mengapa kau duduk , siapa yang suruh duduk!" kebencian menggenangi mata si Killer itu. hanya menggeleng kan kepala dan menunduk. "ok klo itu mau mu, siapa namamu ?" tanya nya. Gilson yang ada disebelah mejanya menatap "jawab saja dari pada kamu kena masalah untuk selamanya" dan jangn lupa pakailah bahasa inggris karena ini mapel bahasa inggris" tambahnya."what your name "my name is Is Man" terdengar lirih. "kamu pindahan dari mana ? menyebut nama saja You False" anak itu heran dan semua diam. anak itu mengulang lagi "my name is Is Man " Killer pun tambah memerah muka dan matanya seakan ada tanduk besar diatas kepalanya. " Is nya satu saja !" my name is Is Man" anak itu semakin menyeru. tak ada yang berani membantah saat guru itu berbicara. hal itu terjadi berulang kali dikelas. hinggak sampai jam istirahat ke dua. maksud hati Gubbi akan menerangkan sedikit tentang permasalahan itu. "maaf buu.." Diam !!" hanya anak baru ini yang boleh bicara! hingga lelah penah menyambangi kelas itu. ada yg menangis karena takut, ada yang tidur karna lelah, bahkan mengompol dikelas. oh oh lagi dan lagi. "baiklah , habis sudah kesabaran saya. katakan siapa namamu?" "nama saya Isman BU. " dengan menangis karena dihari pertama nya sekolah dia sudah mendapat masalah." oh My God! mengapa kamu tidak bilang dari awal kalau namamu Isman" "kata Ibu , harus selalu menggunakan bahasa inggris setiap menjawab pertanyaan darin ibu. "hahahahaha" Gilson tertawa. "nama nya hebat, sampai sampai bu Guru terlihat bodoh" seru Gilson puas. "GILSON!!" hukuman akan datang untuk mu untuk satu bulan ke depan. Gubbi tersenyum kecil "untung saja aku tidak jadi berbicara seperti tadi". Gilson terlihat kesal. "mari ikut aku sepulang sekolah nanti" mengajak bicara anak baru yang telah menggemparkan kelas itu. "akan ku ajak kau kerumah ku" tambah Gubbi. "aku akan menyusul..." kata Gilson yang sedang dijewer sang guru Killer keluar kelas.